Hidup adalah perjalanan untuk belajar, berkembang, dan beramal

“Membangun Infrastruktur dan Manusianya sama pentingnya " #Profil BudiHaryana

Tidak ada komentar
Pria kelahiran Bandung 8 Mei 1975 ini menghabiskan masa-masa sekolah di kota Bandung, mulai SD, SMP dan SMA bahkan sampai mencapai gelar sarjana semua di kota ini, sehingga bisa dikatakan ia sebagai pitiun urang Bandung. Selama di SD Cikadut, maupun sewaktu sudah di SMPN 14 Kota Bandung, Budi Haryana tidak banyak melakukan aktifitas di luar sekolah atau ekstra kurikuler, “Karena hoby dan kesukaan saya adalah membaca terutama buku sastra dan buku-buku tentang tokoh-tokoh dunia” ceritanya. Baru setelah bersekolah di SMAN 1 Bandung, Kota Bandung, Budi Haryana mulai aktif di kegiatan kesiswaan. Kegemarannya membaca tentu terus berlanjut hingga kini, hanya buku yang di bacanya kini termasuk buku-buku sosial dan politik dan menurutnya buku adalah Universitas seumur hidup.

Lulusan statistika MIPA Unpad ini, baru mulai berkenalan dengan dunia politik ketika sudah menjadi mahasiswa. Selain sebagai Ketua Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di MIPA UNPAD. Budi Haryana juga aktif di kegiatan kemasyarakatan, seperti membina pemuda di Karang Taruna dan Remaja Mesjid. Kemudian pada masa berikutnya PKS memberi kepercayaan kepadanya dengan menjadi ketua DPC PKS Mandalajati, kemudian ia pernah menjadi Ketua Bidang Kebijakan Publik di DPD PKS Kota Bandung, kini ia adalah Ketua Bidang Humas dan Media. 

Pada saat era kelahiran Reformasi dan tumbangnya era orde baru Soeharto, Budi Haryana turut menyaksikan hiruk pikuk suasana reformasi. Ia turut mengamati lahirnya partai-partai politik yang akan bertarung di Pemilu 1999. Salah satu yang turut ia turut menghadiri adalah pada waktu Partai Keadilan dideklarasikan di Jakarta. Sebagai mahasiswa ia tertarik kepada partai ini karena Visi Misinya sesuai dengan pemahaman kepribadiannya mengenai politik. Budi Haryana juga mengakui bahwa masa-masa reformasi itu memberi banyak pelajaran bagi dirinya sehingga wawasannya tentang politik sangat bertambah, selanjutnya ia juga menyaksikan Deklarasi PKS di Jawa Barat. Memang Partai Keadilan waktu itu tidak berhasil memenuhi Perlimentari Trashold atau batas minimal untuk menduduki kursi parlemen. Budi Haryana baru di tugaskan partainya untuk menjadi caleg pada Pileg 2009.

Baginya menjadi angota legislatif adalah peluang baginya untuk bisa berjuang bersama masyarakat untuk turut serta membangun Kota Bandung agar lebih baik dan lebih sejahtera. DPRD itu tidak bisa sendirian memperjuangkan kepentingan masyarakat, tetapi harus dengan dukungan masyarakat” tegasnya. Bagi Haryana dialog dan menyerap aspirasi adalah tugas utama para angota Dewan, dan sangat penting dilakukan sebelum sebuah program pembangunan dilaksanakan untuk Kota Bandung . Membangun Infrastruktur dan Manusianya sama pentingnya. Misalnya, “Pembangunan bukan hanya sekedar pembangunan fisik, atau membangun wajah kota, membangun jalan atau taman, tetapi juga membangun manusianya” katanya 

Ia mencontohkan bila membangun infastruktur jalan, drinase, taman, tetapi bila mental masyarakatnya tidak terbangun untuk menjaga dan memerihara maka pembangunan tidak maksimal. “Sangat penting untuk memberi kesadaran kepada masyarakat dengan dialog, berdiskusi dengan masyarakat baik secara informal atau melalui reses yang memang diprogramkan” paparnya.

Budi Haryana saat ini angota komisi C dan Angota Badan Legislasi daerah (Balegda) DPRD Kota Bandung. Selain itu juga sebagai sekretaris fraksi PKS. Ia menjadi angota DPRD Kota Bandung sebagai hasil Pileg 2009 dan baginya setelah 4 tahun berada di DPRD Kota Bandung banyak hal yang menjadi catatanya. Salah satunya adalah setindaknya ia telah cukup membawa visi dan misi partai untuk mewarnai kebijakan yang di usulkan kepada eksekutif, “Bagi saya ini adalah kesempatan untuk berjuang bersama masyarakat untuk mewujudkan Bandung yang lebih baik lagi” katanya. Menurutnya ia dan teman-teman di komisinya banyak mengadvokasi aspirasi masyarakat yang sampai ke DPRD. Bagaimanapun angota legislatif tidak bisa berjuang sendiri tanpa dukungan masyarakat. Beberapa aspirasi yang bukan hanya berupa fasilitas umum, tetapi juga fasilitas ibadah, seperti pembanguan mesjid, atau madrasah misalnya, selalu di perjuangkan agar dapat terwujud. Tentu saja melakukan advokasi melalui jalur resmi sesuai ketentuan dan peraturan yang ada. “Sampai saat ini sudah banyak pembangunan masjid dan madrasah yang berhasil terwujud hasil perjuangan kita” akunya.

Dalam menghadapi tahun Pemilu 2014 Budi Haryana optimis dengan peluang yang akan diraih oleh partainya. “Tugas kita adalah pengabdian kepada masyarakat, sepanjang pekerjaan kita bagus, pengabdian kita kepada masyarakat bagus, masyarakat yang akan menilai hasil kerja kita” paparnya. Menurutnya masyarakat sekarang sudah cerdas dan dapat menilai mana hal yang positif dan mana hal yang negatif, dan bisa menilai apakah suatu berita hanya sekedar di media dan fakta dilapangannya seperti apa, masyarakat dapat menilainya dengan cerdas, bahkan suatu rumor hanyalah merupakan kampanye hitam atau bukan, masyarakatpun sudah paham. “Terbukti bahwa setidaknya di Kota Bandung dan Jawa Barat, PKS justru menang di Pilwalkot atau Pilgub” ungkapnya. Menurutnya ketokohan lokal itu berperan sangat signifikan, sehingga kader PKS harus membuktikan bahwa mereka memang berbuat banyak untuk kepentingan masyarakat. Apalagi menurutnya kerja PKS itu bukan hanya untuk lima tahun, tetapi sepanjang bulan dengan melakukan kegiatan bakti sosial dan aktifitas kemasyarakatan lainnya.

“Sebagai anggota dewan kita punya nilai lebih, karena bisa mangadvokasi dan mengusulkan aspirasi masyarakat itu dalam perencanaan anggaran. Sehingga kita bisa meyakinkan bahwa kita memang bermanfaat buat kepentingan masyarakat dengan begitu insya Allah PKS tetap mendapat perhatian masyarakat dan mendapat tempat di hati masyarakat” yakinnya.

Budi Haryana memiliki 4 orang putra dan putri dari pernikahannya dengan Dede Siti Hasanah, S.Sos. yang lulusan dari Unpad juga, “Tapi ketemunya bukan di Unpad, tapi diluar kampus, waktu kuliah malah tidak kenal” akunya. Putra sulungnya Humam kini kelas 5 SD, putrinya yang kedua Tsanya kelas 3 SD, sedang anak ketiganya Asqalani masih di TK, dan anak keempatnya Afham baru berumur 1 tahun. 

“Mengajak anak-anak shalat di Mesjid bisa memberi nuansa rohani yang lebih di banding sholat di rumah, Selain pahalanya berlipat, sholat berjamaah itu juga mendidik berinteraksi dengan masyarakat, menjadi tahu kondisi Masjid, menjadi tahu kondisi sosial masyarakat disekeliling” Katanya

Anggota DPRD PKS Kota Bandung Budi Haryana
Budi Haryana

Tidak ada komentar :